Barcelona terakhir kali juara Liga Champions adalah pada 2014/2015 saat meraih treble. Rakitic jadi bagian dari tim tersebut.
Kiprah Barcelona di Liga Champions kemudian lebih banyak diingat sebagai kegagalan. Kekalahan menyakitkan dialami Blaugrana dua musim beruntun.
Kiprah Barcelona di Liga Champions kemudian lebih banyak diingat sebagai kegagalan. Kekalahan menyakitkan dialami Blaugrana dua musim beruntun.
Pada musim 2017-2018, Barcelona disingkirkan AS Roma di perempatfinal meski sempat unggul 4-1 di leg pertama. Lionel Messi dkk. kalah 0-3 di Olimpico dan tersingkir karena gol tandang.
Musim berikutnya, Barcelona kena comeback Liverpool di babak semifinal. Menang 3-0 di Camp Nou, Barcelona kemudian justru dihajar 0-4 di Anfield.
Musim berikutnya, Barcelona kena comeback Liverpool di babak semifinal. Menang 3-0 di Camp Nou, Barcelona kemudian justru dihajar 0-4 di Anfield.
Rakitic menyebut Barcelona kala itu terbuai rasa bosan karena merasa lebih superior dari tim-tim lain. Ia menilai Barcelona kelewat percaya diri.
"Terus terang saja, dan saya katakan ini dengan segala hormat untuk tim-tim lain, rasanya kami terbuai, memikirkan soal hal lain selain sepakbola," ujar Rakitic podcast El Pelotazo, seperti dikutip Mundo Deportivo.
"Bahkan lawan kami menyebut kami sebagai tim terbaik di dunia. Kami mengacau melawan Roma dan Liverpool, tapi perasaan terlalu superior lah yang mempengaruhi kami. Kalau saja kami punya rasa lapar seperti di musim pertama, kami bisa saja juara Liga Champions dua atau tiga kali lagi."
"Seharusnya tidak begitu. Saya selalu bermain untuk menang, bahkan ketika cuma bermain dengan keluarga saya. Tapi begitulah yang dirasakan dari dalam. Kami kira kami ada di atas yang lainnya dan sepakbola membuat kami harus membayarnya," kata Rakitic.
"Bahkan lawan kami menyebut kami sebagai tim terbaik di dunia. Kami mengacau melawan Roma dan Liverpool, tapi perasaan terlalu superior lah yang mempengaruhi kami. Kalau saja kami punya rasa lapar seperti di musim pertama, kami bisa saja juara Liga Champions dua atau tiga kali lagi."
"Seharusnya tidak begitu. Saya selalu bermain untuk menang, bahkan ketika cuma bermain dengan keluarga saya. Tapi begitulah yang dirasakan dari dalam. Kami kira kami ada di atas yang lainnya dan sepakbola membuat kami harus membayarnya," kata Rakitic.
0 Komentar